Selasa, 27 November 2012


TULISAN
EKONOMI  KOPERASI
“ MENGAPA KOPERASI DI INDONESIA TIDAK BERKEMBANG MAJU SECARA SIGNIFIKAN”










             

                             Nama     :        FIRLI SISYATUN NISA
                             NPM         :        1A 211241



KELAS 2 EA 27
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012






MENGAPA KOPERASI DI INDONESIA TIDAK BERKEMBANG MAJU SECARA SIGNIFIKAN

        Koperasi merupakan badan usaha bersama yang bertumpu pada prinsip ekonomi kerakyatan yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berbagai kelebihan yang dimiliki oleh koperasi seperti efisiensi biaya serta dari peningkatan economies of scale jelas menjadikan koperasi sebagai sebuah bentuk badan usaha yang sangat prospekrif di Indonesia. Namun, sebuah fenomena yang cukup dilematis ketika ternyata koperasi dengan berbagai kelebihannya ternyata sangat sulit berkembang di Indonesia. Koperasi bagaikan mati suri dalam 15 tahun terakhir. Koperasi Indonesia yang berjalan di tempat atau justru malah mengalami kemunduran.
         Pasang-surut Koperasi di Indonesia dalam perkembangannya mengalami pasang dan surut. Saat ini pertanyaannya adalah “Mengapa Koperasi sulit berkembang?” Padahal, upaya pemerintah untuk memberdayakan Koperasi seolah tidak pernah habis. Bahkan, bisa dinilai, mungkin amat memanjakan. Berbagai paket program bantuan dari pemerintah seperti kredit program: KKop, Kredit Usaha Tani (KUT), pengalihan saham (satu persen) dari perusahaan besar ke Koperasi, skim program KUK dari bank dan Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang merupakan kredit komersial dari perbankan, Permodalan Nasional Madani (PNM), terus mengalir untuk memberdayakan gerakan ekonomi kerakyatan ini. Tak hanya bantuan program, ada institusi khusus yang menangani di luar Dekopin, yaitu Menteri Negara Urusan Koperasi dan PKM (Pengusaha Kecil Menengah), yang sebagai memacu gerakan ini untuk terus maju. Namun, kenyataannya, Koperasi masih saja melekat dengan stigma ekonomi marjinal, pelaku bisnis yang perlu “dikasihani”.
1. Kurangnya Partisipasi Anggota
Bagaimana mereka bisa berpartisipasi lebih kalau mengerti saja tidak mengenai apa itu koperasi. Hasilnya anggota koperasi tidak menunjukkan partisipasinya baik itu kontributif maupun insentif terhadap kegiatan koperasi sendiri. Kurangnya pendidikan serta pelatihan yang diberikan oleh pengurus kepada para anggota koperasi ditengarai menjadi faktor utamanya, karena para pengurus beranggapan hal tersebut tidak akan menghasilkan manfaat bagi diri mereka pribadi. Kegiatan koperasi yang tidak berkembang membuat sumber modal menjadi terbatas. Terbatasnya usaha ini akibat kurangnya dukungan serta kontribusi dari para anggotanya untuk berpartisipasi membuat koperasi seperti stagnan. Oleh karena itu, semua masalah berpangkal pada partisipasi anggota dalam mendukung terbentuknya koperasi yang tangguh, dan memberikan manfaat bagi seluruh anggotanya, serta masyarakat sekitar.
2. Sosialisasi Koperasi
Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Artinya masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari sistem permodalan maupun sistem kepemilikanya. Mereka belum tahu betul bahwa dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya serta berhak mengawasi kinerja pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan dana oleh pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari anggota nya sendiri terhadap pengurus.
3. Manajemen
Manajemen koperasi harus diarahkan pada orientasi strategik dan gerakan koperasi harus memiliki manusia-manusia yang mampu menghimpun dan memobilisasikan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang usaha. Oleh karena itu koperasi harus teliti dalam memilih pengurus maupun pengelola agar badan usaha yang didirikan akan berkembang dengan baik.
Ketidak profesionalan manajemen koperasi banyak terjadi di koperasi koperasi yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. contohnya banyak terjadi pada KUD yang nota bene di daerah terpencil. Banyak sekali KUD yang bangkrut karena manajemenya kurang profesional baik itu dalam sistem kelola usahanya, dari segi sumberdaya manusianya maupun finansialnya. Banyak terjadi KUD yang hanya menjadi tempat bagi pengurusnya yang korupsi akan dana bantuan dari pemerintah yang banyak mengucur.
4. Permodalan
Kurang berkembangnya koperasi juga berkaitan sekali dengan kondisi modal keuangan badan usaha tersebut. Kendala modal itu bisa jadi karena kurang adanya dukungan modal yang kuat dan dalam atau bahkan sebaliknya terlalu tergantungnya modal dan sumber koperasi itu sendiri. Jadi untuk keluar dari masalah tersebut harus dilakukan melalui terobosan structural, maksudnya dilakukannya restrukturasi dalam penguasaan factor produksi, khususnya permodalan.
Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tengah Muhammad Hajir Hadde, SE. MM menyebutkan salah satu hambatan yang dihadapi selama ini diantaranya manajemen dan modal usaha.  Hal itu dikatakannya dihadapan peserta Diklat Koperasi Simpan Pinjam KSP dan Unit Simpan Pinjam USP yang saat ini sedang berlangsung di Palu.  Untuk mengantisipasi berbagai hambatan dimaksud khususnya manajemen Dinas Kumperindag selaku leading sector terus berupaya mengatasinya melalui pendidikan dan pelatihan serta pemberian modal usaha.
5. Sumber Daya Manusia
Banyak anggota, pengurus maupun pengelola koperasi kurang bisa mendukung jalannya koperasi. Dengan kondisi seperti ini maka koperasi berjalan dengan tidak profesional dalam artian tidak dijalankan sesuai dengan kaidah sebagimana usaha lainnya.
Dari sisi keanggotaan, sering kali pendirian koperasi itu didasarkan pada dorongan yang dipaksakan oleh pemerintah. Akibatnya pendirian koperasi didasarkan bukan dari bawah melainkan dari atas. Pengurus yang dipilih dalam rapat anggota seringkali dipilih berdasarkan status sosial dalam masyarakat itu sendiri. Dengan demikian pengelolaan koperasi dijalankan dengan kurang adanya control yang ketat dari para anggotanya.
Pengelola ynag ditunjuk oleh pengurus seringkali diambil dari kalangan yang kurang profesional. Sering kali pengelola yang diambil bukan dari yang berpengalaman baik dari sisi akademis maupun penerapan dalam wirausaha.
6. Kurangnya Kesadaran Masyarakat
Perkembangan koperasi di Indonesia yang dimulai dari atas (bottom up) tetapi dari atas (top down),artinya koperasi berkembang di indonesia bukan dari kesadaran masyarakat, tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke bawah. Berbeda dengan yang di luar negeri, koperasi terbentuk karena adanya kesadaran masyarakat untuk saling membantu memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan yang merupakan tujuan koperasi itu sendiri, sehingga pemerintah tinggal menjadi pendukung dan pelindung saja. Di Indonesia, pemerintah bekerja double selain mendukung juga harus mensosialisasikanya dulu ke bawah sehingga rakyat menjadi mengerti akan manfaat dan tujuan dari koperasi.

7. “Pemanjaan Koperasi”
Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat mengapa koperasi Indonesia tidak maju maju. Koperasi banyak dibantu pemerintah lewat dana dana segar tanpa ada pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat bantuanya pun tidak wajib dikembalikan. Tentu saja ini menjadi bantuan yang tidak mendidik, koperasi menjadi ”manja” dan tidak mandiri hanya menunggu bantuan selanjutnya dari pemerintah. Selain merugikan pemerintah bantuan seperti ini pula akan menjadikan koperasi tidak bisa bersaing karena terus terusan menjadi benalu negara. Seharusnya pemerintah mengucurkan bantuan dengan sistem pengawasan nya yang baik, walaupun dananya bentuknya hibah yang tidak perlu dikembalikan. Dengan demikian akan membantu koperasi menjadi lebih profesional, mandiri dan mampu bersaing.

8. Demokrasi ekonomi yang kurang
Dalam arti kata demokrasi ekonomi yang kurang ini dapat diartikan bahwa masih ada banyak koperasi yang tidak diberikan keleluasaan dalam menjalankan setiap tindakannya. Setiap koperasi seharusnya dapat secara leluasa memberikan pelayanan terhadap masyarakat, karena koperasi sangat membantu meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat oleh segala jasa – jasa yang diberikan, tetapi hal tersebut sangat jauh dari apa ayang kita piirkan. Keleluasaan yang dilakukan oleh badan koperasi masih sangat minim, dapat dicontohkan bahwa KUD tidak dapat memberikan pinjaman terhadap masyarakat dalam memberikan pinjaman, untuk usaha masyarakat itu sendiri tanpa melalui persetujuan oleh tingkat kecamatan dll. Oleh karena itu seharusnya koperasi diberikan sedikit keleluasaan untuk memberikan pelayanan terhadap anggotanya secara lebih mudah, tanpa syarat yang sangat sulit.
         Sebenarnya, secara umum permasalahan yang dihadapi koperasi dapat di kelompokan terhadap 2 masalah. Yaitu :
A. Permaslahan Internal
Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas;
Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga “rangkap jabatan” ini menimbulkan akibat bahwa fokus perhatiannya terhadap pengelolaan koperasi berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan-perubahan lingkungan;
Bahwa ketidakpercayaan anggota koperasi menimbulkan kesulitan dalam memulihkannya;
Oleh karena terbatasnya dana maka tidak dilakukan usaha pemeliharaan fasilitas (mesin-mesin), padahal teknologi berkembang pesat; hal ini mengakibatkan harga pokok yang relatif tinggi sehingga mengurangi kekuatan bersaing koperasi;
Administrasi kegiatan-kegiatan belum memenuhi standar tertentu sehingga menyediakan data untuk pengambilan keputusan tidak lengkap; demikian pula data statistis kebanyakan kurang memenuhi kebutuhan;
Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk berkoperasi di lain pihak anggota banyak berhutang kepada koperasi;
Dengan modal usaha yang relatif kecil maka volume usaha terbatas; akan tetapi bila ingin memperbesar volume kegiatan, keterampilan yang dimiliki tidak mampu menanggulangi usaha besar-besaran; juga karena insentif rendah sehingga orang tidak tergerak hatinya menjalankan usaha besar yang kompleks.
B.Permasalahan eksternal
Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang lain yang secara bebas memasuki bidang usaha yang sedang ditangani oleh koperasi;
Karena dicabutnya fasilitas-fasilitas tertentu koperasi tidak dapat lagi menjalankan usahanya dengan baik, misalnya usaha penyaluran pupuk yang pada waktu lalu disalurkan oleh koperasi melalui koperta sekarang tidak lagi sehingga terpaksa mencari sendiri.
Tanggapan masyarakat sendiri terhadap koperasi; karena kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa adanya pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan pada masyarakat tentang pengelolaan koperasi;
Tingkat harga yang selalu berubah (naik) sehingga pendapatan penjualan sekarang tidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru menciutkan usaha.
Persoalan-persoalan yang dihadapi koperasi kiranya menjadi relatif lebih akut, kronis, lebih berat oleh karena beberapa sebab :
Kenyataan bahwa pengurus atau anggota koperasi sudah terbiasa dengan sistem penjatahan sehingga mereka dahulu hanya tinggal berproduksi, bahan mentah tersedia, pemasaran sudah ada salurannya, juga karena sifat pasar “sellers market” berhubungan dengan pemerintah dalam melaksanakan politik. Sekarang sistem ekonomi terbuka dengan cirri khas : “persaingan”. Kiranya diperlukan penyesuaian diri dan ini memakan waktu cukup lama.
Para anggota dan pengurus mungkin kurang pengetahuan/skills dalam manajemen. Harus ada minat untuk memperkembangkan diri menghayati persoalan-persoalan yang dihadapi.
Oleh karena pemikiran yang sempit timbul usaha “manipulasi” tertentu, misalnya dalam hal alokasi order/ tugas-tugas karena kecilnya “kesempatan yang ada” maka orang cenderung untuk memanfaatkan sesuatu untuk dirinya terlebih dahulu.
Pentingnya rasa kesetiaan (loyalitas) anggota; tetapi karena anggota berusaha secara individual (tak percaya lagi kepada koperasi) tidak ada waktu untuk berkomunikasi, tidak ada pemberian dan penerimaan informasi, tidak ada tujuan yang harmonis antara anggota dan koperasi dan seterusnya, sehingga persoalan yang dihadapi koperasi dapat menghambat perkembangan koperasi.


SISA HASIL USAHA “ KOPERASI CENDRAWSIH”
EKONOMI  KOPERASI











                             


                             Nama     :        FIRLI SISYATUN NISA
                             NPM         :        1A 211241



KELAS 2 EA 27
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012





KOPERASI “CENDRAWASIH
LAPORAN NERACA
Periode 31 Desember 2011

AKTIVA                                                                                                           *dalam (Rp)

a. Aktiva Lancar
1.       Kas dan Setara Kas                                             40.000.000
2.       Piutang Usaha                                                     90.000.000
3.       Peralatan                                                             50.000.000
4.       Akumulasi Penyusutan Peralatan                   15.000.000
5.       Perlengkapan                                                      10.000.000
Jumlah Aktiva Lancar                                                            205.000.000

b. Aktiva Tidak Lancar
1.       Tanah                                                                 100.000.000
2.       Bangunan                                                          200.000.000
3.       Modal Penyertaan Anggota                           150.000.000
Jumlah Aktiva Tidak Lancar                                                  450.000.000

JUMLAH AKTIVA                                                                                            655.000.000

KEWAJIBAN

a. Kewajiban Jangka Pendek
1.       Utang Usaha                                                       100.000.000
2.       Utang Simpan Pinjam                                        150.000.000
3.       Utang Lain-Lain                                                 100.000.000
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek                                                   350.000.000

b. Kewajiban Jangka Panjang                                     
1.       Utang Bank                                                          200.000.000
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang                                      200.000.000

JUMLAH KEWAJIBAN                                                                                     550.000.000

EKUITAS

1.       Simpanan Pokok                                                         100.000.000
2.       Simpanan Wajib                                                         150.000.000
3.       Modal Sumbangan Sukarela                                      100.000.000
4.       Modal Penyertaan Anggota                                       200.000.000
Jumlah Ekuitas                                                                                                           550.000.000




KOPERASI “CENDRAWASIH
LAPORAN PERHITUNGAN RUGI / LABA
Periode 31 Desember 2011


PENDAPATAN :
1.      Pendapatan Operasional                                                   20.000.000
2.      Pendapatan non Operasional                                                        5.000.000  +
Total Pendapatan                                                                                                      25.000.000

BIAYA :
Biaya Operasional 1 tahun :
Biaya Transport                                                          500.000
ATK dan Setting                                               100.000
Jasa Penarik                                                                200.000
Biaya Kehormatan Pengurus                                      500.000
Total Biaya Operasional                                                        1.300.000

Biaya RAT (akan dibayar) :
Biaya Rat seluruhnya                                                  1.000.000        
Total Biaya RAT (akan dibayar)                                            1.000.000  +

Total Biaya ( Pengeluaran )                                                                            2.300.000  -

SISA HASIL USAHA                                                                                         22.700.000




  KOPERASI “CENDRAWASIH
PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA (SHU)
Periode 31 Desember 2011


NO.                  URAIAN                                   %                                 JUMLAH
1                      Sisa Hasil Usaha                      100%                                       Rp 22.700.000
2                      Pembagian SHU :
Dana Cadangan                                  45%                            Rp  10.215.000
Dana Anggota                                      45%                            Rp  10.215.000
Dana Infaq                                          5%                              Rp    1.135.000
Dana Lain-lain                          5%                              Rp    1.135.000

JUMLAH                                              100%                                      Rp  22.700.000


Rumus =
Jasa Modal      +         Jasa Usaha      =          Dana Anggota
30%                  +         70%                             =          100%

Jasa Modal      =         30%     x          10.215.000      =          3.064.500
Jasa Usaha      =          70%     x          10.215.000      =          7.150.500


Rumus =
(Simpanan Anggota/Total Simpanan Anggota X Jasa Modal)
(Transaksi Anggota/Total Transaksi Anggota x Jasa Usaha)



PEMBAGIAN SHU

NO
NAMA
PERHITUNGAN
JUMLAH
TOTAL
1
Syarifudin
(10.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
140.573,40
482.157,79
(15.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
341.584,39
2
Nadia
( 9.000.000 / 218.000.000 ) * 3.064.500
126.516,06
513.645,04
(17.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
387.128,98
3
Nueul Hafsoh
(11.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
154.630,73
496.215,12
(15.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
341.584,39
4
Muji Yono
(10.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
140.573,40
504.930,09
(16.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
364.356,69
5
Bambang K
(15.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
210.860,09
552.444,48
(15.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
341.584,39
6
Deby Kurnia
( 9.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
126.516,06
490.872,75
(16.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
364.356,69
7
Haris
(11.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
154.630,73
496.215,12
(15.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
341.584,39
8
Dermawan
(10.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
140.573,40
527.702,38
(17.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
387.128,98
9
Baktiar
( 9.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
126.516,06
468.100,45
(15.000.000 / 314.000.000) * 7.150.000
341.584,39
10
Junaedi
(15.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
210.860,09
575.216,78
(16.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
364.356,69
11
Ashilah Salim
(10.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
140.573,40
482.157,79
(15.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
341.584,39
12
Angi Novia
( 9.000.000 / 218.000.000 ) * 3.064.500
126.516,06
513.645,04
(17.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
387.128,98
13
Dimas Harve
(11.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
154.630,73
496.215,12
(15.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
341.584,39
14
Palupi Laras
(10.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
140.573,40
504.930,09
(16.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
364.356,69
15
Rahmat Putra
(15.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
210.860,09
552.444,48
(15.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
341.584,39
16
Bella Wati
( 9.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
126.516,06
490.872,75
(16.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
364.356,69
17
Oktaviani
(11.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
154.630,73
496.215,12
(15.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
341.584,39
18
Marisa Amelia
(10.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
140.573,40
527.702,38
(17.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
387.128,98
19
Fadel Khatamie
( 9.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
126.516,06
468.100,45
(15.000.000 / 314.000.000) * 7.150.000
341.584,39
20
Syahrul
(15.000.000 / 218.000.000) * 3.064.500
210.860,09
575.216,78
(16.000.000 / 314.000.000) * 7.150.500
364.356,69

JUMLAH DANA ANGGOTA
10.215.000,00