Selasa, 22 Oktober 2013

Karakteristik Konsumen Indonesia

PERILAKU KONSUMEN ...

Karakteristik Konsumen Indonesia :

Untuk memenangkan pasar Indonesia maka manufakturer maupun retailer harus memahami bagaimana karakteristik konsumen Indonesia.
10 karakteristik konsumen Indonesia :
1.      Memiliki pola pikir jangka pendek.
2.      Tidak memiliki perencanaan.
3.      Cenderung berkelompok dan suka berkumpul.
4.      Tidak adaptif dengan teknologi baru.
5.      Fokus pada konten bukan pada konteks
6.      Menyukai barang-barang produksi luar negeri.
7.      Semakin memperhatikan masalah keagamaan.
8.      Suka pamer dan gengsi.
9.      Tidak banyak dipengaruhi oleh budaya lokal.
10.  Kurang mempedulikan lingkungan

Ada 10 Karakteristik konsumen Indonesia :
1.      Memiliki pola pikir jangka pendek.
Pola pikir adalah hal dasar bagi seseorang dalam membuat keputusan. Keputusan yang diambil akan memberi pengaruh dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Pola pikir jangka pendek hanya memperhatikan manfaat dalam jangka waktu pendek saja. Oleh karena itu, produk-produk instan laku di pasar Indonesia.
2.      Tidak  memiliki perencanaan.
Konsumen Indonesia tidak memiliki perencanaan dalam hidup mereka termasuk dalam membuat perencaan dalam berbelanja. Perencanaan dalam berbelanja dapat diwujudkan dalam bentuk daftar belanjaan. Daftar belanjaan ini mengurangi pembelian yang tidak direncanakan. Oleh karena itu, konsumen Indonesia rata-rata sering melakukan pembelian barang-barang yang tidak direncanakan sebelumnya.
3.      Cenderung berkelompok dan suka berkumpul.
Konsumen Indonesia memiki kecenderungan suka berkelompok dan berkumpul.  Saat berkumpul dan berkelompok akan timbul pembicaraan. Dalam pembicaraan tersebut akan menimbulkan efek words of mouth. Efek words of mouth akan menimbulkan kemungkinan ada konsumen baru dari konsumen yang terpuaskan. Dari konsumen yang terpuaskan akan menimbulkan repeat orders.
4.      Tidak adaptif dengan teknologi baru.
Survey yang dilakukan oleh Frontier pada tahun 2010 ini menyatakan bahwa konsumen Indonesia tidak adaptif terhadap teknologi. Fasilitas M-Banking dan Internet belum digunakan secara maksimal. Fasilitas M-Banking dan Internet yang sudah ada di dalam ponsel yang digunakan oleh konsumen Indonesia namun belum digunakan secara maksimal.
5.      Fokus pada konten bukan konteks.
Konten adalah informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik. Konteks adalah suatu uraian atau kalimat yg dapat mendukung atau menambah kejelasan makna. Informasi yang tersedia di media atau produk elektronik lainnya tentu saja tidak memberikan informasi yang jelas.

6.      Menyukai barang-barang produksi luar negeri.
Harga acapkali dibandingkan dengan kualitas. Semakin tinggi harga dianggap semakin bagus kualitasnya. Harga barang-barang produksi luar negeri mayoritas memiliki harga lebih tinggi daripada barang-barang produksi dalam negeri. Gengsi menjadi salah satu alasan juga mengapa konsumen Indonesia lebih menyukai barang-barang produksi luar negeri.
7.      Semakin memperhatikan masalah religious.
Indonesia adalah negara beragama. Konsumen Indonesia menjadi lebih sensitif untuk hal-hal yang berbau keaagamaan. Produk dan jasa yang berbau agama semakin lebih banyak digemari.
8.      Suka pamer dan gengsi.
Kecenderungan manusia adalah ingin dipuji. Konsumen Indonesia yang berasal dari golongan ekonomi menengah ingin dipuji jika bisa membeli barang yang tidak bisa dibeli orang lain. Konsumen Indonesia dari golongan ekonomi atas membeli barang-barang branded supaya  dipuji dan sebagai prestise karena gengsi.
9.      Tidak banyak dipengaruhi oleh budaya lokal.
Keanekaragaman budaya dan adat istiadat sudah tidak lagi menjadi alasan dalam memilih dan menggunakan suatu produk. Globalisasi membuat konsumen Indonesia memiliki karakteristik tidak banyak dipengaruhi lagi oleh budaya local
10.  Kurang mempedulikan lingkungan.

Perubahan iklim adalah isu yang popular di abad 21. Isu tentang lingkungan menjadi penting terkait tentang pemanasan produk. Perusahaan berlomba-lomba untuk ikut andil dalam lingkungan. Produk yang akan diproduksi sudah  dirancang supaya sustainable terhadap lingkungan. Lain halnya dengan konsumen luar negeri, konsumen Indonesia masih belum peduli akan  lingkungan.

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN BERBUDAYA

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN BERBUDAYA

Dalam ilmu-ilmu sosial manusia merupakanmakhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik) makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat), dan lain sebagainya.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia
1.) Manusia terdiri dari empat unsur terkait, yaitu
Jasad, Ruh, Hayat dan Nafas
2.) Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
Id, merupakan libido murni,atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Terkurung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingsual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
Superego, merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.
HAKEKAT MANUSIA
- Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
- Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya. Terdiri dari dua hal,yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia,misalnya:
1. Perasaan intelektual,
2. Perasaan estetis,
3. Perasaan etis,
4. Perasaan diri,
5. Perasaan sosial,
6. Perasaan religius.
- Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
- Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Kepribadian Bangsa Timur
Budaya yang terdapat di dunia beraneka ragam.Bermacam-macam budaya dikarenakan perbedaan peradaban daerah itu masing-masing,selain itu juga karena letak geografis daerah tersebut.Manusia mendiami wilayah yang berbeda,ada yang di wilayah Barat,Timur Tengah,dan Timur.Berada di lingkungan yang berbeda membuat kebiasaan,adat istiadat ,budaya juga berbeda.perbedaan budaya tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.Misalnya pada bangsa timur,bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang ramah,bangsa yang mempunyai kepribadian baik,dan bangsa yang bersahabat.Banyak orang dari wilayah lain yang tertarik pada kebudayaan bangsa timur.
Kepribadian bangsa timur berbeda dengan kepribadian bangsa barat, dari wilayahnya, lingkungan, gaya hidup, kebudayaan dan kebiasaannya pun berbeda. menjelaskan tentang kepribadian bangsa timur,sudah jelas kita semua tau bahwa bangsa timur identik dengan benua Asia. Yang penduduknya sebagian besar berambut hitam dan berkulit sawo matang, dan sebagian pula berkulit putih dan bermata sipit.
Bangsa timur adalah bangsa yang dikenal sangat baik dan ramah, mempunyai sifat toleransi yang tinggi dan saling tolong menolong. Bangsa barat saat berkunjung ke wilayah negara timur, mereka pasti selalu berpendapat bahwa orang-orang timur itu baik dan ramah. Bangsa timur dalam berpakaian pun tergolong sopan. mereka pun sangat melestarikan budaya masing-masing dan mempunyai adat istiadat yang di junjung tinggi
Pengertian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kataculture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislow Malinowski berpendapat bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Upacara kedewasaan dari suku WaYao di Malawi, Afrika. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-unsur Kebudayaan
Mengenai unsur kebudayaan, dalam bukunya pengantar Ilmu Antropologi, Koenjtaraningrat, mengambil sari dari berbagai kerangka yang disusun para sarjana Antropologi, mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur kebudayaan universal, antara lain :
  1. Bahasa
  2. Sistem Pengetahuan
  3. Organisasi Sosial
  4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
  5. Sistem Mata Pencaharian
  6. Sistem Religi
  7. Kesenian
Wujud Kebudayaan
J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga ‘gejala kebudayaan’ : yaitu : (1)ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaan :
  1. Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
  2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
  3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Mengenai wujud kebudayaan ini, Elly M.Setiadi dkk dalam Buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (2007:29-30) memberikan penjelasannya sebagai berikut :

1. Wujud Ide
Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
Budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut adat istiadat.
2.  Wujud perilaku
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem ssosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam wujud perilaku dan bahasa.
3. Wujud Artefak
Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya merupakan hasil fisik. Sifatnya paling konkret dan bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan. Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.
Kaitan Manusia Dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan. Dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya? Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya adalah bahwa walaupun keduanya berbeda tapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan. Dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan.

Contoh :
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.

2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life )
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value)
3. Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tingga


Kamis, 03 Oktober 2013

Hubungan ilmu budaya dasar dengan kehidupan sehari-hari (IBD)

Hubungan Ilmu budaya dasar dalam kehidupan sehari-hari.

   Sebagai manusia secara sadar atau tidak sadar kita sering berinteraksi antar teman, masyarakat, ataupun keluarga. Inilah yang disebut dengan hubungan Ilmu budaya dasar dalam kehidupan sehari-hari. Dimana yang dimaksud Budaya diatas adalah bagaimana kita harus bersikap dalam aspek kehidupan yang berbeda-beda sehingga kita dapat menempatkan diri pada situasi apapun yang akan kita hadapi. Dalam penerapan Ilmu budaya dasar,faktor pendukungnya adalah agama atau kepercayaan kita terhadap Tuhan. Dimana dalam agama itu sendiri sudah pasti diajarkan bagaimana kita harus menjaga interaksi kita terhadap Tuhan dan sesama manusia, agar tercipta hubungan yang harmonis dalam kehudupan.
Contoh :

1. Hubungan ilmu budaya dasar dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan.

   Pada awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan tersebut.

Kritik:
Peraturan itu memang ada untuk dilanggar, entah dari mana petuah itu berasal. Namun petuah tersebut memang sudah tertanam dalam kehidupan kita. Contoh sederhana adalah saat kita membuang sampah tidak pada tempatnya. Sebagian besar penduduk Jakarta membuang sampah di sungai ciliwung, tidaklah mengherankan bila sungai ini selalu menjadi sumber banjir di kota Jakarta. Karena terlalu banyak sampah yang menumpuk pada sungai ciliwung, orangpun dapat berjalan pada tumpukan sampah yang mengapung tersebut. Ciliwung adalah sungai terkotor nomor satu didunia. Padahal sering kita jumpai slogan “buanglah sampah pada tempatnya”, namun kata-kata tersebut sering kita abaikan.

     Mulailah menaati peraturan dari hal yang paling kecil, yaitu membuang sampah pada tempatnya. Seperti yang kita ketahui bahwa Negara jepang adalah negara yang paling bersih, bukan Belanda, bukan Amerika, bukan Australia. Parameter nomor satunya adalah toilet umum. Jalan-jalan di perkotaan pun bersih dari sampah, tertata rapi dan asri. Bayangkan jika Jakarta seperti Negara jepang, pasti tidak akan terjadi banjir di kota Jakarta.

2. Hubungan ilmu budaya dasar dengan pergaulan kita sehari-hari

     Tata cara pergaulan merupakan aturan kehidupan yang mengatur hubungan antar  manusia. Tata cara pergaulan juga merupakan salah satu sarana penting untuk memperoleh kemajuan dan sukses dalam dunia bisnis.

Kritik :
Dalam bergaul sering kali kita abaikan etika dan etiket dalam pergaulan. Sering kita jumpai kasus pembunuhan terhadap teman sekolah atau lebih parah lagi kasus pembunuhan terhadap sesama tetangga. Kasus perang saudarapun kini marak terjadi di negri ini. Kasus tersebut terjadi karena mereka tidak mengetahui cara interaksi yang benar dalam pergaulan.

Saran :
Mulailah untuk mengutamakan etika dan etiket dalam pergaulan. Kendalikan emosi dalam situasi, dan dapat menguasai diri anda. Maka akan terciptalah suasana yang damai tanpa ada perselisihan.

Refrensi :

Widyo Nugroho, Achmad Muchji ; Ilmu Budaya Dasar ; Gunadarma, Jakarta, 1994.

Customer Experience - (ilmu budaya dasar)

CUSTOMER EXPERIENCE
Linda Arlini Iskandar*

Jingle iklan sebuah Restoran Bakmi terkenal di radio sore itu rasanya begitu menarik dan menggoda.  Bukan lantaran karena sedang lapar sepulang kerja, tapi saya begitu kagum dengan pertumbuhannya yang makin pesat serta juga turut bangga menjadi salah satu pelanggannya.

Saya jadi ingat, dulu alm papa sering mengajak kami sekeluarga menikmati bakmi favorit di restoran ini yang saat itu masih sederhana, namun aroma khas dan apa yang dilakukan oleh seluruh bagian di restoran itu tetap melekat dalam ingatan saya puluhan tahun kemudian. Apa saja menu hidangannya, cita rasa dan kesegaran kaldunya serta bagaimana cara pelayannya menghampiri dan menanyakan hidangan yang akan dipesan. 

Restoran ini mengalami pasang surut dalam perkembangannya hingga akhirnya menjadi restoran bakmi yang bisa dibilang no.1 saat ini.  Meskipun banyak hidangan bakmi  enak di restoran lain, tapi bagi saya  dan keluarga, bakmi di restoran ini tidak akan tergantikan.

Ada satu kejadian yang menggugah hati sekaligus mempertebal cinta saya kepada restoran ini.  Suatu sore, saya punya janji dengan beberapa teman.  Saat menunggu, saya memperhatikan seorang wanita berumur sekitar 40-an akhir sedang duduk di meja yang terletak di pojok ruangan.  Di mejanya sudah tersedia beberapa macam hidangan untuk sekitar 4-5 orang.  Wanita ini seperti sedang menunggu kedatangan rekan-rekan atau keluarganya.  Setengah jam berlalu, saya pun mulai bosan menunggu dan memutuskan untuk memesan minum dan makanan kecil terlebih dahulu.  Entah mengapa, pandangan saya tetap melekat pada wanita tadi yang lamat-lamat saya lihat, dia mulai tersenyum dan bicara sendiri.  Karena jarak meja saya tidak terlalu jauh, saya bisa mendengar , wanita itu mulai menyanyi “Happy Birthday to me.. Happy Birthday to me…”  seraya menyanyikan lagu ini dengan suara parau dan tatapan yang sendu.

Hati saya mulai tercekat dengan rasa iba dan terharu melihatnya.  Sejurus kemudian, serombongan pelayan dan manajer restoran datang menghampiri meja wanita itu dengan membawa kue kecil dengan lilin menyala diatasnya dan pelayan dibelakangnya membawa sebuah bingkisan kecil.  Mereka dengan riang menyanyikan lagu “Happy Birthday” dihadapan  wanita tersebut.

Wanita itu tercengang mendapatkan kejutan yang mungkin tidak pernah dibayangkannya.  Air matanya menggenang dan dia mulai menangis haru.  Manajer restoran itu dengan tersenyum manis menyerahkan kue kecil dan bingkisan tersebut seraya berkata “ Selamat Ulang Tahun, Ibu… Silakan tiup lilinnya bu, jangan lupa make a wish yahh…”

Wanita itu tersenyum dan meniup lilin sambil berlinang air mata haru dan bibirnya bergetar.  Ia mengucapkan terima kasih dan memeluk sang manajer serta pelayan-pelayan yang mengelilinginya.  Sayapun tergerak untuk bangkit dan ikut mengucapkan salam selamat ulang tahun kepadanya, begitu juga beberapa pengunjung yang ada di sekitar meja wanita tersebut.

Suasana restoran menjadi terasa begitu hangat,  saya rasa wanita itupun juga merasakan ketulusan dari manajer dan pelayan-pelayan restoran tersebut .

Ketika saya tanyakan kepada sang manajer mengapa dia melakukan hal tersebut, dia menjawab, “Wanita itu sudah duduk di meja pojok ruangan sejak 2-3 jam yang lalu, setiap dia memesan makanan, dia mengatakan kepada pelayan bahwa hari itu dia berulangtahun dan akan merayakannya bersama keluarga dan teman-temannya, tetapi saat semua makanan sudah siap bahkan sudah mulai dingin, yang ditunggunya tidak datang dan wanita itu mulai meracau dan terlihat sedih.  Akhirnya saya dan rekan-rekan berinisiatif untuk memberikan kejutan kecil ini agar dapat menghibur dan memberikan kebahagiaan kecil di hari ulang tahunnya di restoran kami.”

Saya sungguh kagum dengan apa yang telah dilakukan team restoran ini.  Seperti kutipan sebuah lagu, I fall in love with the same woman for three times..  Kali ini yang ingin saya sampaikan bahwa I fall in love with the same restaurant  for several times..

Hari itu sebagai seorang customer/pelanggan, saya merasakan the moment of the truth dari sebuah layanan yang diberikan oleh suatu jasa layanan kepada pelanggannya.  Banyak restoran yang memiliki standar layanan atau menjual produk yang sama, tapi sentuhan layanan lewat perhatian (care) dan values yang diberikan kepada pelanggannyalah yang membuat restoran ini menjadi berbeda.

Customer Experience menghubungkan Brand, People & Process yang sinergis untuk menghasilkan suatu value  proposition yang dirasa sungguh bernilai bagi nasabah/pelanggannya dan sesuatu yang membuatnya berbeda dengan pesaing/kompetitor.

Hal seperti inilah yang membuat seseorang menjadi loyal dan ingin terus bertemu dan berhubungan dengan orang atau badan jasa yang telah memberikan kenyamanan, keamanan, rasa dihargai, dihormati dan dipedulikan.  

Sudahkah kita membuat orang lain tersenyum bahagia hari ini?

“if you do build a great experience , customers tell each other about that.  Word of mouth is very powerful”
Jeff Bezos, CEO Amazon.com

“Customers don’t always know what they want.  The decline in coffee-drinking was due to the fact that most of coffee people bought was stale and they weren’t enjoying it.  Once they tasted ours and experienced what we call ‘the third place’..  A gathering place between home and work where they were treated with respect.  They found we were filling a need they didn’t know they had”
Howard Schultz, Chairman and CEO Starbucks

Sumber :
Learning center and Talent development CIMB Niaga

TONGKAT SEBAGAI PEDOMAN - (ilmu budaya dasar)

TONGKAT


Terbayangkah oleh kita betapa sulitnya seorang tuna netra berjalan dan beraktivitas tanpa tongkat? Baginya, tongkat sangatlah berarti, laksana pengganti mata, tongkat sebagai pedoman/penunjuk arah kemana ia akan melangkah. Sepanjang hidupnya ia sangat tergantung pada tongkat tersebut. Tanpa tongkat ia berjalan tertatih dengan meraba-raba…ia hanya mengandalkan indera telinganya untuk mendengar suara sebagai petunjuk, bila tidak berhati2 ia akan mudah celaka, menabrak apa saja yang ada di sekelilingnya, terluka karena tergelincir, tersandung batu, tersesat, bahkan dapat mengancam jiwanya ketika akan menyeberang jalan. Tongkat bukan saja berfungsi sebagai Pedoman tetapi juga sebagai Alert.

Dalam bahasa dan filsafat Jawa, Tongkat atau Teken melambangkan Aturan. Maknanya, bahwa agar selamat dalam menjalani hidup berjalanlah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Hal mengenai tongkat tersebut di atas dapat menjadi analogi bagi kita, mengenai betapa pentingnya kita berpegang dan patuh pada aturan. 
Pada akhirnya, mengutip dari pribahasa dalam bahasa Jawa, Tekun – Teken – Tekan, yang maknanya :
·       Tekun, artinya : ulet, rajin, giat, upaya keras. Untuk sukses kita perlu kerja keras dan kerja cerdas, ulet, tekun dan sabar.Demikian pula kita harus tekun dalam mempelajari dan melaksanakan aturan2 yang berlaku.
·       Teken, artinya : tongkat, yang melambangkan Aturan. Agar selamat dalam menjalani hidup berjalanlah sesuai dengan aturan yang berlaku. Agar selamat dalam bekerja kita harus berpegang dan berdasarkan Aturan
·       Tekan, artinya : sampai di tujuan. Berhasil sampai pada tujuan akhir yang dicita-citakan. Karena ketekunan, kepatuhan dan kedisiplinan kita menjalankan Aturan, maka kita akan selamat dan sukses atas aktivitas, transaksi dan bisnis yang kita lakukan, yang pada akhirnya mendorong suksesnya perusahaan yang juga menjadi suksesnya seluruh karyawan.

Follow The Rules. It will save us!
Note :
Untuk mencapai kesuksesan yang kita cita-citakan tidak dapat diperoleh secara instant, tetapi harus melalui keuletan, ketekunan, kerja keras dan kerja cerdas sesuai dengan aturan-aturan dan norma yang berlaku.
”Kesuksesan sejati tidak diperoleh secara instant, tetapi melalui proses dan waktu”.


Sumber :
Learning Center and Talent Development CIMB Niaga