CUSTOMER
EXPERIENCE
Linda Arlini Iskandar*
Jingle
iklan sebuah Restoran Bakmi terkenal di radio sore itu rasanya begitu menarik
dan menggoda. Bukan lantaran karena sedang lapar sepulang kerja, tapi
saya begitu kagum dengan pertumbuhannya yang makin pesat serta juga turut
bangga menjadi salah satu pelanggannya.
Saya
jadi ingat, dulu alm papa sering mengajak kami sekeluarga menikmati bakmi
favorit di restoran ini yang saat itu masih sederhana, namun aroma khas dan
apa yang dilakukan oleh seluruh bagian di restoran itu tetap melekat dalam
ingatan saya puluhan tahun kemudian. Apa saja menu hidangannya, cita rasa dan
kesegaran kaldunya serta bagaimana cara pelayannya menghampiri dan menanyakan
hidangan yang akan dipesan.
Restoran
ini mengalami pasang surut dalam perkembangannya hingga akhirnya menjadi
restoran bakmi yang bisa dibilang no.1 saat ini. Meskipun banyak
hidangan bakmi enak di restoran lain, tapi bagi saya dan
keluarga, bakmi di restoran ini tidak akan tergantikan.
Ada
satu kejadian yang menggugah hati sekaligus mempertebal cinta saya kepada
restoran ini. Suatu sore, saya punya janji dengan beberapa teman.
Saat menunggu, saya memperhatikan seorang wanita berumur sekitar 40-an akhir
sedang duduk di meja yang terletak di pojok ruangan. Di mejanya sudah
tersedia beberapa macam hidangan untuk sekitar 4-5 orang. Wanita ini
seperti sedang menunggu kedatangan rekan-rekan atau keluarganya.
Setengah jam berlalu, saya pun mulai bosan menunggu dan memutuskan untuk
memesan minum dan makanan kecil terlebih dahulu. Entah mengapa,
pandangan saya tetap melekat pada wanita tadi yang lamat-lamat saya lihat,
dia mulai tersenyum dan bicara sendiri. Karena jarak meja saya tidak
terlalu jauh, saya bisa mendengar , wanita itu mulai menyanyi “Happy Birthday
to me.. Happy Birthday to me…” seraya menyanyikan lagu ini dengan suara
parau dan tatapan yang sendu.
Hati
saya mulai tercekat dengan rasa iba dan terharu melihatnya. Sejurus
kemudian, serombongan pelayan dan manajer restoran datang menghampiri meja
wanita itu dengan membawa kue kecil dengan lilin menyala diatasnya dan
pelayan dibelakangnya membawa sebuah bingkisan kecil. Mereka dengan riang
menyanyikan lagu “Happy Birthday” dihadapan wanita tersebut.
Wanita
itu tercengang mendapatkan kejutan yang mungkin tidak pernah
dibayangkannya. Air matanya menggenang dan dia mulai menangis
haru. Manajer
restoran itu dengan tersenyum manis menyerahkan kue kecil dan bingkisan
tersebut seraya berkata “ Selamat Ulang Tahun, Ibu… Silakan tiup lilinnya bu,
jangan lupa make a wish yahh…”
Wanita
itu tersenyum dan meniup lilin sambil berlinang air mata haru dan bibirnya
bergetar. Ia mengucapkan terima kasih
dan memeluk sang manajer serta pelayan-pelayan yang mengelilinginya.
Sayapun tergerak untuk bangkit dan ikut mengucapkan salam selamat ulang tahun
kepadanya, begitu juga beberapa pengunjung yang ada di sekitar meja wanita
tersebut.
Suasana restoran menjadi
terasa begitu hangat, saya rasa wanita itupun juga merasakan ketulusan
dari manajer dan pelayan-pelayan restoran tersebut .
Ketika
saya tanyakan kepada sang manajer mengapa dia melakukan hal tersebut, dia
menjawab, “Wanita itu sudah duduk di meja pojok ruangan sejak 2-3 jam yang
lalu, setiap dia memesan makanan, dia mengatakan kepada pelayan bahwa hari
itu dia berulangtahun dan akan merayakannya bersama keluarga dan
teman-temannya, tetapi saat semua makanan sudah siap bahkan sudah mulai
dingin, yang ditunggunya tidak datang dan wanita itu mulai meracau dan
terlihat sedih. Akhirnya saya dan rekan-rekan berinisiatif untuk
memberikan kejutan kecil ini agar dapat menghibur dan memberikan kebahagiaan
kecil di hari ulang tahunnya di restoran kami.”
Saya
sungguh kagum dengan apa yang telah dilakukan team restoran ini.
Seperti kutipan sebuah lagu, I fall in love with the same woman for three
times.. Kali ini yang ingin saya sampaikan bahwa I fall in love with
the same restaurant for several times..
Hari itu sebagai seorang
customer/pelanggan, saya merasakan the moment of the truth dari sebuah
layanan yang diberikan oleh suatu jasa layanan kepada pelanggannya.
Banyak restoran yang memiliki standar layanan atau menjual produk yang sama,
tapi sentuhan layanan lewat perhatian (care) dan values yang diberikan kepada
pelanggannyalah yang membuat restoran ini menjadi berbeda.
Customer
Experience menghubungkan Brand, People & Process yang sinergis
untuk menghasilkan suatu value proposition yang dirasa sungguh bernilai
bagi nasabah/pelanggannya dan sesuatu yang membuatnya berbeda dengan
pesaing/kompetitor.
Hal seperti inilah yang membuat seseorang menjadi loyal dan
ingin terus bertemu dan berhubungan dengan orang atau badan jasa yang telah
memberikan kenyamanan, keamanan, rasa dihargai, dihormati dan
dipedulikan.
Sudahkah kita membuat
orang lain tersenyum bahagia hari ini?
“if you do build a great
experience , customers tell each other about that. Word of mouth is
very powerful”
Jeff Bezos, CEO
Amazon.com
“Customers don’t
always know what they want. The decline in coffee-drinking was due to
the fact that most of coffee people bought was stale and they weren’t
enjoying it. Once they tasted ours and experienced what we call ‘the
third place’.. A gathering place between home and work where they were
treated with respect. They found we were filling a need they didn’t
know they had”
Howard Schultz,
Chairman and CEO Starbucks
Sumber : Learning center and Talent development CIMB Niaga |
Kamis, 03 Oktober 2013
Customer Experience - (ilmu budaya dasar)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar