Kamis, 03 Oktober 2013

TONGKAT SEBAGAI PEDOMAN - (ilmu budaya dasar)

TONGKAT


Terbayangkah oleh kita betapa sulitnya seorang tuna netra berjalan dan beraktivitas tanpa tongkat? Baginya, tongkat sangatlah berarti, laksana pengganti mata, tongkat sebagai pedoman/penunjuk arah kemana ia akan melangkah. Sepanjang hidupnya ia sangat tergantung pada tongkat tersebut. Tanpa tongkat ia berjalan tertatih dengan meraba-raba…ia hanya mengandalkan indera telinganya untuk mendengar suara sebagai petunjuk, bila tidak berhati2 ia akan mudah celaka, menabrak apa saja yang ada di sekelilingnya, terluka karena tergelincir, tersandung batu, tersesat, bahkan dapat mengancam jiwanya ketika akan menyeberang jalan. Tongkat bukan saja berfungsi sebagai Pedoman tetapi juga sebagai Alert.

Dalam bahasa dan filsafat Jawa, Tongkat atau Teken melambangkan Aturan. Maknanya, bahwa agar selamat dalam menjalani hidup berjalanlah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Hal mengenai tongkat tersebut di atas dapat menjadi analogi bagi kita, mengenai betapa pentingnya kita berpegang dan patuh pada aturan. 
Pada akhirnya, mengutip dari pribahasa dalam bahasa Jawa, Tekun – Teken – Tekan, yang maknanya :
·       Tekun, artinya : ulet, rajin, giat, upaya keras. Untuk sukses kita perlu kerja keras dan kerja cerdas, ulet, tekun dan sabar.Demikian pula kita harus tekun dalam mempelajari dan melaksanakan aturan2 yang berlaku.
·       Teken, artinya : tongkat, yang melambangkan Aturan. Agar selamat dalam menjalani hidup berjalanlah sesuai dengan aturan yang berlaku. Agar selamat dalam bekerja kita harus berpegang dan berdasarkan Aturan
·       Tekan, artinya : sampai di tujuan. Berhasil sampai pada tujuan akhir yang dicita-citakan. Karena ketekunan, kepatuhan dan kedisiplinan kita menjalankan Aturan, maka kita akan selamat dan sukses atas aktivitas, transaksi dan bisnis yang kita lakukan, yang pada akhirnya mendorong suksesnya perusahaan yang juga menjadi suksesnya seluruh karyawan.

Follow The Rules. It will save us!
Note :
Untuk mencapai kesuksesan yang kita cita-citakan tidak dapat diperoleh secara instant, tetapi harus melalui keuletan, ketekunan, kerja keras dan kerja cerdas sesuai dengan aturan-aturan dan norma yang berlaku.
”Kesuksesan sejati tidak diperoleh secara instant, tetapi melalui proses dan waktu”.


Sumber :
Learning Center and Talent Development CIMB Niaga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar